Sejarah Perkembangan Suku Laut di Tanjung Gundap Kelurahan Tembesi Kecamatan Sagulung Batam Tahun 1982-2012. History evolution of Sea Tribe in Tanjung Gundap Village Tembesi Sagulung District of Batam Years 1982-1990
Abstract
Suku Laut bekerja turun-temurun sebagai nelayan tradisional. Mengarungi lautan pada siang hari maupun malam hari, hujan, badai dan gelombang besar bukanlah sesuatu yang menakutkan bagi mereka tetapi merupakan tantangan yang harus disikapinya dengan arif dan bijak. Berdasarkan ketergantungan mereka pada alam (laut) inilah yang menjadikan mereka semakin arif dan peka terhadap tanda-tanda yang diberikan alam sehingga mereka mampu menyesuaikan diri dengan alam. Dan pada akhirnya dapat memanfaatkan dan mengelola sumber daya alam sebagaimana mestinya. Dengan berbekal kebudayaan dan memiliki nilai-nilai budaya tersebut yang membedakan jati dirinya dengan masyarakat yang lain. Suku Laut menyebar hampir di seluruh Kepulauan Riau. Dan di Batam sendiri, salah satu Suku Laut ada yang bermukim di Tanjung Gundap Kelurahan Tembesi Kecamatan Sagulung dekat dengan Jembatan Satu Barelang.
Keyword: Sejarah, Perkembangan, Suku Laut di Tanjung Gundap
Sea Tribe work hereditary as traditional fishermen. Sailed the ocean during the day or night, rain, storms and big waves is not something scary for them but it is a challenge that must disikapinya with wisdom and tact. Based on their dependence on natural (sea) this is which cause them more wise and sensitive to the signs which are given of nature so that they are able to adapt to nature. And on eventually can take advantage and manage natural resources as appropriate. Armed with the culture and values of the culture that distinguishes her identity with the other communities. Sea Tribe spread almost throughout the Riau Islands. And in Batam itself, one of the Sea People there are living in the village of Tanjung Gundap Tembesi District of Sagulung close to Bridge One Barelang.
Keyword: History, development, Sea tribe in Tanjung Gundap
Full Text:
PDFReferences
Kuntowijoyo, (1995), Pengantar Ilmu Sejarah, (Cetakan ke- 1). Yayasan Bentang Budaya Yogykrta.
Nazir, Moh ,ph.D, (2005), Metode Penelitian, (Cetakan ke- 6). Ghalia Indonesia.
Jauhari, Heri (2010), Panduan teori dan Aplikasi, CV Pustaka Setia Bandung.
Gottschalk, Luois (2008), Mengerti Sejarah, Terjemahan Nogroho Notosusanto, Universitas Indonesia Jakarta.
Mustopo, Habib dkk. (2010) , Sejarah I, Yudhistira Indonesia.
Muda, Ahmad A.K. (2006), Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, Cetakan pertama, Reality Publisher Indonesia.
Wahyono S.K. (2009), Indonesia Negara Maritim, Cetakan Pertama, Cilandak Barat, Jakarta Selatan.
Sujianto, Surya Malulana. (2002), Kelembagaan Masyarakat Pesisir dan Kepulauan, Cetakan Pertama, Gajah Mada, Pekan Baru.
Evawarni. (2005), Kearifan Lokal Adat Orang Laut di Kepulauan Riau, Dokumentasi dan Perpustakaan Balai Kajian Sejarah Tanjung Pinang
Andrian, B. Lapian. (2009), Orang Laut-Bajak Laut-Raja Laut, Cetakan Petama, Komunitas Bambu, KITLV-Jakarta.
Sri Suharjo. (2006), Budaya Masyarakat Bajo di Desa Torosiaje Kabupaten Pohuato, Balai kajian Sejarah dan Nilai Tradisional Manado
DOI: https://doi.org/10.33373/his.v1i2.519
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2017 HISTORIA
P-ISSN 2301-8305 E-ISSN 2599-0063
Published by: Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Riau Kepulauan, Batam, Indonesia.
Jl. Batu Aji Baru No. 99 Batam Propinsi Kepulauan Riau, Batam, Indonesia.
Email; historiaunrika@gmail.com
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.