DAMPAK KONFLIK KEWENANGAN ANTARA BADAN PENGUSAHAAN KOTA BATAM DAN PEMERINTAH KOTA BATAM TERHADAP PENERAPAN GOOD GOVERNANCE DALAM PELAYANAN PUBLIK DI KOTA BATAM
Abstract
Penelitian ini berfokus pada konflik kewenangan yang terjadi antara Badan Pengusahaan Kota Batam dengan Pemerintahan Kota Batam yang berdampak pada penerapan good governance dalam pelayanan public di Kota Batam. Konflik kewenangan di Kota Batam ini bukanlah persoalan baru, namun seperti belum menemukan solusi dari persoalan tersebut. Tumpang tindihnya kewenangan di kedua lembaga tersebut, terlihat nyata pada pelaksanaan pelayanan public di Kota Batam yang berbelit-belit. Dengan adanya permasalahan ini, penelitian ini dilakukan sebagai upaya dalam menemukan solusi dari konflik kewenangan tersebut serta dapat memperbaiki pelayanan public yang menerapkan prinsip good governance tentunya. Penelitian ini dilakukan dengan penelitian kualitatif case study. Hal ini bertujuan untuk melihat permasalahan lebih mendalam. Triagulasi data serta penarikan kesimpulan penelitian dielaborasi dengan menggunakan teori konflik kewenangan dan tentunya prinsip good governance dalam pelayanan public. Sehingga, dapat memberikan rekomendasi bagi Badan Pengusahaan Kota Batam dan Pemerintahan Kota Batam dalam memberikan pelayanan public yang sesuai dengan prinsip good governance.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Eko Prasojo. 2006. Konstruksi Ulang Hubungan Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah di Indonesia: Antara Sentripetalisme dan Sentrifugalisme. Pidato Pengukuhan sebagai Guru Besar Tetap FISIP UI, Depok.
John W.Creswell, Qualitative Inquiry and Research Design: Choosing Among Five Tradition. London: SAGE Publications, 1998.
Kondalkar, V.G. 2007. Organizational Behaviour. New Delhi: New Age Internasional (P)
Limited, Publishers.
Matthew B. Miles dan A. Michael Huberman. 2007. Analisis Data Kualitatif: Buku Sumber tentang Metode-
Metode Baru, (terjemahan) Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-PRESS).
Philip Brickman. 1974. Social conflict:Readings in Rules Structure and conflict Relationship. Lexington. MA: D.C. Health
Rondinelli, Dennis A., John R. Nellis & G. Shabbir Cheema.1983, Decentralization in Developing Countries: A Review of Recent Experience. Washington D.C. The World Bank.
Sedarmayanti. 2003. Good Governance, (Kepemerintahan Yang Baik) Dalam Rangka Otonomi Daerah. Bandung: Mandar Maju
S.P Robbins. 2001. Organizational Behavior (9th ed). USA: Prentice-Hall International Edition
Thoha, Miftah. Birokrasi Dan Politik. 2003. Cet. ke-2. Jakarta: PT Raja Grafindo Perkasa.
Wijono Sutarto. 1993. Konflik kewenangan dalam organisasi/industri dengan pendekatan psikologis. Semarang: Satya Wacana
Andi Kasmawati. 2010, Implikasi Hukum Kebijakan Desentralisasi dalam Hubungan Kewenangan antartingkat Pemerintahan Negara Kesatuan. Jurnal hukum No. Volume 4.
Survey Internasional Finance Corporation (IFC) tahun 2010
J. Kaloh. 2007. Mencari Bentuk Otonomi Daerah; Suatu Solusi Dalam Menjawab Kebutuhan Lokal Dan Tantangan Global. Jakarta: Rineka Cipta
Rasyid, Riyaas, 2003. Otonomi Daerah : Latar Belakang dan Masa Depannya, dalam Syamsudi
Haris. Desentralisasi, Demokratisasi & Akuntabilitas. Jakarta : AIPI dan Pathnership
Kacung Marijan. 2010. Sistem Politik Indonesia; Konsolidasi Demokrasi Pasca-Orde Baru. Jakarta: Prenada Media Group
B. Hestu Cipto Handoyo,2008, Hukum Tata Negara Indonesi Kewarganegaraan dan Hak Asasi Manusia. Yogyakarta: Universitas Atma Jaya
Arifin, Firmansyah, d.k.k., 2005, Lembaga Negara dan Sengketa Kewenangan Antarlembaga Negara. Konsorsium Reformasi Hukum Nasional (KRHN), Jakarta
Dean G Pruitt & Jeffrey Z, Rubbin. 2004. Teori Konflik kewenangan Social (judul Asli: Social
Conflict – Esclation, Stalement, and Settlement. Terjemahan. Helly P. Soetjipto). Yogyakarta: Pustaka Pelajar
DOI: https://doi.org/10.33373/dms.v8i1.1847
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.