Konflik Antara Agama dan Sains dalam Perspektif Filsafat Sosial
Abstract
Abad ketujuh belas merupakan periode perubahan sudut pandang yang sangat krusial, terutama kelahiran ilmu pengetahuan. Dua hal yang sangat menonjol dalam perkembangan ilmu pengetahuan baru tersebut adalah Dialoque (1632) karangan Galileo dan Principia (1687) karangan Newton. Pemikiran kedua tokoh ini menjelaskan asal-usul persoalan antara ilmu pengetahauan dan agama yang menjadi pusat perhatian. Dalam perkembangan ilmu pengetahuan, tentu muncul “drama dunia abad pengetahuan” di mana “ dua ilmu pengetahuan baru Galileo dan dunia mesin Newtonian”. Kemudian sampai pada bagaimana kontribusi posistif agama terhadap ilmu pengetahuan baru dan hal-hal yang menjadi konflik utama dalam pergulatan antara agama dan sains. Secara historis, bagaimana perbedaan ilmu pengetahuan baru pada abad ketujuh belas dengan ilmu pengetahuan baru abad pertengahan? Fokusnya adalah kombinasi baru penalaran matematis dengan observasi eksprimental. Satu abad sebelumnya Galileo, pentingnya penyederhanaan matematis telah di dukung oleh Copernicus. Skema Ptolemaic, yang mengasumsikan bahwa matahari dan planet berputar mengelilingi bumi. Namun menurut model Copernicus, di mana planet-planet dan bumi berputar mengelilingi matahari, sesuai dengan pengamatan yang keakuratan sebanding. Lebih jauh dalam bingkai sejarah kemajuan ilmu pengetahuan abad pertengahan serta kuatnya otoritas gereja yang melihat bahwa relasi ilmu pengetahuan dan agama adalah sebagai dua kutub yang berlainan sama sekali, yang cenderung melahirkan konflik antara agama dan saint, karena keduanya berangkat dari ruang lingkup yang berbeda. Namun perlu dipahami bahwa secara singkat pendekatan yang diambil oleh pemikiran abad pertengahan, oleh Galileo, dan kemudian oleh Newton seperti berikut: merode dalam ilmu pengetahuan, karakter alam, metode dalam teologi, Tuhan dan hubungan dengan alam, dan hubungan manusiua dengan alam.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Abdullah, Amin dkk. (2003). Menyatukan Kembali Ilmu-ilmu Agama dan Umum, Upaya Mempertemukan Epistemologi Islam dan Umum. Yogyakarta: Suka Press.
Abdullah, Amin. (2005). Dari Pola Pendekatan Dikotomis-Atomistik ke Arah Integratif Interdisciplinary, dalam Zainal Abidin Bagir, dkk, Integrasi Ilmu dan Agama Interpretasi dan Aksi. Yogyakarta: MYIA kerjasama Mizan dan Suka Press
Barbour, Ian G. (2006). Issue in Science and Religion. Terjemahan Damayanti dan Ridwan, Isu Dalam Sains dan Agama. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Davis, Paul. (2002). God and the New Physics. Terjemahan Hamzah. Tuhan, Doktrin dan Rasionalitas, Dalam Debat Kontemporer. Yogyakarta: Fajar Pustaka Baru.
Haught, John F. (2004). Science and Religion: From Conflict to Conversation. Terjemahan Fransiskus Borgias, Perjumpaan Sains dan Agama: Dari Konflik ke Dialog. Bandung: Mizan.
Smith, Huston. (2003). Why Religion Matters: The Fate of the Human Spirit in an Age of Disbelief. Terjemahan Ary Budiyanto. Ajal Agama di Tengah Kedigdayaan Sains? Bandung: Mizan.
Roston, Holmes III. (2006). Ilmu dan Agama Sebuah Survai Kritis. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
Wilkes, Keith. (1974). Religion and the Science. disadur ke dalam edisi Indonesia oleh Adolf Heuken S.J, dkk. Agama dan Ilmu-ilmu Pengetahuan. Jakarta:Gramedia.
DOI: https://doi.org/10.33373/jtp.v2i1.1236
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Office:
Department of Government Studies, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Riau Kepulauan
unit E
Jl. Pahlawan No. 99, Bukit Tempayan, Batu Aji, Kota Batam
Contact: (0778) 39275
e-mail: jurnaltriaspolitika2017@gmail.com
________________________________________________________________________________________________________________________________
In Cooperation with: Powered By:
Jurnal Trias Politika (JTP) is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.