KAUM PELANGI: KONSTRUKSI IDENTITAS LGBT MELALUI WARNA PELANGI
Abstract
Penelitian ini adalah kajian politik identitas yang bertujuan untuk melihat bagaimana warna mampu membentuk identitas suatu komunitas. Tesis utama dalam penelitian ini adalah bahwa warna pelangi yang merupakan simbol kaum LGBT (Lesbian, Gay, Bisexsual dan Transgender) mampu mengkontruksi identitas baru mereka yang kemudian dikenal dengan Kaum Pelangi. Tulisan ini menggunakan pendekatan kulturalisme dengan model konstruktivisme. Teknik pengumpulan data adalah melalui wawancara dan studi kepustakaan. Temuan dari penelitian ini adalah self-narrations dan other narrations membentuk identitas baru kelompok LGBT sebagai Kaum Pelangi. Pembentukan identitas dari narasi internal dengan menggunakan warna pelangi untuk bendera dan adanya perayaan yang dikenal dengan Pride Day (month). Untuk narasi eksternal adalah kampanye dukungan yang dilakukan oleh perusahaan populer dunia dalam produk baru yang dikeluarkan dan adanya ciri khas warna pelangi di media sosial seperti facebook, Instagram, dan Whatsapp serta adanya barang-barang populer menggunakan warna pelangi khas LGBT.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Barker, C. (2000). Cultural Studies, Theory and Practice. Sage Publications Ltd.
Berger, P.L. & Luckmann, T. (1990). Tafsir Sosial Atas Kenyataan. Risalah tentang Sosiologi Pengetahuan. LP3ES.
Berlianto. (2022). Dianggap Promosikan Homoseksual, Arab Saudi Sita Mainan Berwarna Pelangi. Sindonews.Com.
Dameria, A. (2007). Color Basic Panduan Dasar untuk Desainer & Industri Grafika. Link & Match Graphic.
Darmaprawira, S. (2002). Warna: Teori dan Kreativitas Penggunaannya Edisi 2. ITB.
Endrizal & Hendri, N. (2018). Politik Identitas: Konstruksi Sosial Dan Relasi Kekuasaan. Islam Realitas: Journal of Islamic & Social Studies, 4(1). https://doi.org/http://dx.doi.org/10.30983/islam_realitas.v4i1
Fimela. (2015). Sejarah Bendera Pelangi, Simbol Bagi Para LGBT Seluruh Dunia.
Firman, T. (2020). Seruan People Power Amien Rais dan Kegagalan People Power.
Fukuyama, F. (2018). Identity: The Demand of Dignity and The Politics of Resenment. Farrar, Straus dan Giroux.
Gusfitri, L. (2021). Apa Itu Pop It? Permainan Baru yang Viral di Kalangan Anak-anak, Simak Penjelasan dan Cara Mainnya. JurnalMedan.Com.
Harris, P. (2020). A Huge Thanks!
Hartini, Y. (2019). Politik Negara Terhadap Lesbian, Gay, Bysexsual, dan Transgender (LGBT) di Kota Medan. Journal of Islamic Thought and Muslim Culture (IJITMC), Vol. 1(2), 199–212.
Hasugian, M. . (2019). 1 Juta Warga Hong Kong Demo Tolak RUU Ekstradisi Cina.
Ilmugeografi, R. (2020). Proses Terjadinya Pelangi – Secara Singkat Beserta Gambar dan Jenisnya.
Iqbal, M., Oktariana, A., Putri, C. E., & Srisadono, W. (2022). Self-Representation And Symbolic Interactionism In The Gay Community. 2(1), 51–60. https://doi.org/10.32509/mirshus.v2i1.32
Juliani, R. (2019). Kampanye Lgbt Di Media Sosial Facebook Dan Whatsapp. SOURCE : Jurnal Ilmu Komunikasi, 4(2), 29–44. https://doi.org/10.35308/source.v4i2.920
Lidyana, V. (2020). Sederet Brand Kelas Dunia yang Pro Pergerakan LGBT. Detik Finance.
Lubis, U. (2012). Perubahan Fungsi dan Bentuk Ornamen Bagas Godang dan Sopo Godang. DimensiI, 9(1), 75–98.
Maulana, A. (2014). Google Doodle Bela Hak Kaum Gay di Olimpiade Sochi 2014.
Mediawarta. (2016). Warna Hitam Simbol Kesederhanaan Suku Kajang. Mediawarta.Com.
Miles, M. B. & Huberman, A. M. (1992). Analisis Data Kualitatif. UI Press.
Nguyen, M. A., & Tri, M. (2022). Understanding the Lgbt Subculture in Vietnam: Toward Theory of Cultural Studies. August, 0–7. https://doi.org/10.22161/ijeel
Ofiskita. (2019). Perhatikan 6 Fungsi Warna dalam Desain Grafis Sebelum Mencetak. Ofiskita.Com.
Poloma, M. (2004). Sosiologi Kontemporer. PT.Raja Grafindo Persada.
Primasiwi, L. (2018). Inilah Marawa Wilayah Adat Luhak Nan Tigo Minangkabau. Genpi.Co.
Rahayu, R. (2019). Sejarah Bendera Pelangi Khas LGBT: Pengganti Simbol Bikinan NAZI.
Rehayati, R. (2013). Jati Diri Melayu di Era Global Malay Identity and multiculturalisme : Kontekstualisasi Jati Diri Melayu Era Global. Toleransi, 5(1).
Rini, A. (2008). Ensiklopedi Fenomena Alam. Pinus Book Publisher.
Risakotta, D. R. (2022). Payung “Hak Asasi Manusia” LGBT. KBA.One.
Rossi, A. (2020). The rainbow flag between protection and monopolization: iconic heroine or damsel in distress? Journal of Intellectual Property Law & Practice, 15(9), 727–737. https://doi.org/https://doi.org/10.1093/jiplp/jpaa107
Syafi’i, A. G. (2017). Warna Dalam Islam. Jurnal Pemikiran Islam, 41(1), 62–70.
Tandon, A., & Rao, T. S. S. (2021). Pride Parades. Journal of Psychosexual Health, 3(3), 209–211. https://doi.org/10.1177/26318318211038118
Waxman, O. B. (2018). How the Nazi Regime’s Pink Triangle Symbol Was Repurposed for LGBTQ Pride.
Widayanti, T. (2009). Politik Subaltern Pergulatan Identitas Waria. PolGov.
Wiratri, A. (2011). Cyberocracy as a Social Movement in The New Burma. 2(2), 225–234.
DOI: https://doi.org/10.33373/jtp.v6i2.4514
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Office:
Department of Government Studies, Faculty of Social and Political Sciences, Universitas Riau Kepulauan
unit E
Jl. Pahlawan No. 99, Bukit Tempayan, Batu Aji, Kota Batam
Contact: (0778) 39275
e-mail: jurnaltriaspolitika2017@gmail.com
________________________________________________________________________________________________________________________________
In Cooperation with: Powered By:
Jurnal Trias Politika (JTP) is licensed under a Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.