ANALISIS RESIDU BETA SIFLUTRIN PADA TANAMAN KANGKUNG (Ipomoea reptans)
Abstract
Kesehatan individu tidak dapat dipisahkan dari kesehatan lingkungan. Pestisida yang diaplikasikan pada tanaman pangan dan sayuran dapat tertinggal pada tanaman, jatuh ke tanah dan menjadi sumber polutan di lingkungan. Dalam studi ini dilakukan analisis residu insektisida piretroid dengan bahan aktif beta siflutrin yang diaplikasikan pada tanaman kangkung. Insektisida yang digunakan adalah Buldock 25EC dengan dosis anjuran maksimum. Pengambilan residu beta siflutrin dilakukan dengan metode ekstraksi menggunakan pelarut diklorometana dan petroleum eter (1:1) dan proses clean up dengan kolom berlapis karbon dan florisil. Penetapan kadar dilakukan dengan kromatografi gas resolusi tinggi dengan detektor ECD (Electron Capture Detector).
Laju sorpsi pada tanaman kangkung lebih besar dari pada laju dissipasi mengindikasikan terjadinya akumulasi residu pestisida pada tanaman kangkung. Akumulasi beta siflutrin terjadi hingga hari ke-15 dan selanjutnya beta siflutrin mengalami dissipasi dengan konstanta laju 3,3 x 10-2 hari-1. DT50beta siflutrin pada kangkung ditemukan cukup besar, yaitu 21,005 hari.
Kata kunci: residu beta siflutrin, Bulldock 2EC, kangkungFull Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.33373/chypend.v1i1.385
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2018 Universitas Riau Kepulauan
Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi 4.0 Internasional.